Balai Bahasa Riau dan Unilak Gelar Seminar Nasional Bahasa Indonesia 

Balai Bahasa Riau dan Unilak Gelar Seminar Nasional Bahasa Indonesia 

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Balai Bahasa Provinsi Riau bekerjasama dengan Universitas Lancang Kuning menggelar seminar nasional dengan tema, "Menjulang Bahasa Indonesia sebagai Kekuatan Bangsa", Selasa (26/11/2019). 

Seminar nasional ini diikuti oleh lebih dari 150 mahasiswa, dan 48 guru SMP/SMA yang ada di Riau. Sebagai narasumber yaitu Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Republik Indonesia Prof Dr Dadang Sunendar, MHum, Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau, Al Azhar, dan Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unilak Dr Evizariza, MHum. Turut hadir Rektor Unilak Dr Junaidi, SS, MHum, Dekan FIB Hermansyah, SS, MA, Kepala Balai Bahasa Riau, Drs Songgo A Siruah, MPd dan sejumlah dosen di lingkungan Unilak.

Seminar diawali dengan penampilan pembacaan syair Melayu oleh mahasiswa FIB. 


Kepala Balai Bahasa Riau Songgo A Siruah di awal seminar mengatakan bahasa Indonesia adalah simbol negara, dan telah diatur di UU. 

"Balai Bahasa bergerak lintas kementerian dan lembaga negara, yang dihubungkan oleh bahasa, dan sekarang setiap dokumen resmi harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia akan direncanakan menjadi bahasa internasional di tahun 2045," jelasnya.

Dikatakan Songgo, kontribusi orang Melayu bagi Indonesia adalah bahasa Melayu yang digunakan sebagai lahirnya bahasa Indonesia, yang tidak dapat diukur dengan material.

"Jadi kita harus merawat bahasa Indonesia, karena ini adalah bingkai pemersatu bangsa Indonesia," sebut Songgo.

Di tempat yang sama Rektor Unilak Junaidi dalam sambutannya menerangkan, di Unilak memiliki 19 program studi S1, dan dua di antaranya Prodi Sastra yaitu, Sastra Daerah dan Sastra Indonesia. 

Pihaknya, kata Rektor, menyambut baik adanya seminar ini. Untuk di Riau, katanya, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) adalah yang mengambil muatan lokal, dan insya Allah kami akan mereposisi sastra Melayu akan menjadi bahasa Melayu sehingga akan menjadi muatan lokal di Riau.

"Saya berharap kegiatan ini betul-betul membangkitkan perhatian kita untuk memperhatikan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Bagi kita bahasa Indonesia dan bahasa Melayu sangat erat, kontribusi besar orang Melayu bagi Indonesia adalah bahasa Melayu. FIB akan bermitra dengan Balai Bahasa untuk malaksanakan uji kompetensi bahasa Indonesia," jelas Rektor.

Salah satu narasumber, Prof Dr Dadang Sunendar, yang juga guru besar UPI Bandung, mengatakan, penjagaan dan perawatan bahasa Melayu hari harus terus dilakukan. Keberadaan bahasa Melayu di Riau tertanam dan terjaga dan bahkan dipelajari dalam muatan lokal pendidikan dan jangan lupa sastranya juga perlu dijaga, dan ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain.

"Jika satu bahasa kita punah maka sastra juga akan hilang, kearifan lokal, dan muatan lokal bisa hilang juga. Ini tugas Badan Perbukuan dan Bahasa untuk terus menjaga," sebut Prof Dadang.

Dijelaskan Dadang di Indonesia ada 718 bahasa daerah, 408 ada di Papua dan Papua barat. Indonesia adalah negara nomor dua terbanyak memiliki bahasa, yang nomor satu adalah Papua Nugini.

"Jadi bisa dikatakan pulau Papua adalah surga bagi para peneliti bahasa," katanya.

Kegiatan seminar berlangsung menarik, guru dan mahasiswa antusias menggali pengetahuan dan bertanya ke narasumber. Di seminar ini Rektor Unilak turut memasangkan tanjak kepada Kepala Balai Bahasa Riau dan Prof Dadang Sunendar.